Memahami Proses Terjadinya Kehamilan

proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan pun dipahami terlebih bagi mereka yang awam terhadap dunia medis. Secara sederhana, kehamilan bisa diartikan sebagai kondisi dimana terdapat janin di dalam tubuh wanita sebagai akibat dari aktifitas seksual dengan pasangannya. Defenisi tersebut tentu terlalu sederhana jika kita menilik dari aspek biologis sebab kehamilan merupakan peristiwa yang kompleks. Jadi, bagaimana dunia medis memanda proses terjadinya kehamilan itu sendiri?

Secara umum, proses terjadinya kehamilan dibagi ke dalam dua fase yakni proses sebelum embrio terbentuk dan proses setelah embrio terbentuk. Dalam fase sebemum embrio belum terbentuk, terdapat dua tahapan yakni:
  1. Fase Uterus yang dibagi lagi ke dalam 3 fase yakni fase proliferasi, fase sakresi, fase menstruasi.
  2. Fase Ovarium yang juga dibagi ke dalam 3 bagian yang saling terkoneksi yakni fase folikularis, fase ovulasi, dan fase luteal.
Secara berurut, proses terjadinya kehamilan dimulai dari awal siklus menstruasi wanita FSH atau Folikel Stimulating Hormon yang merangsang beberapa folikel menjadi matang dalam kisaran waktu kurang lebih 2 minggu. Saat sel telur matang, ukurannya akan menjadi tiga kali lipat dari ukuran normal. Dan hanya satu folikel yang dominan dalam 1 siklus pematangan tersebut. Selanjutnya sel telur akan lepas dai indung telur dan dikenal dengan istilah ovulasi. Sel telur yang telah matang tersebut selanjutnya akan ditangkap oleh apa yang disebut fimbrae. Selanjutnya akan menuju ke saluran telur atau tuba falopi. Di tempat tersebut, sel telur akan menunggu kedatangan sperma untuk membuahinya.

Jika sperma masuk ke dalam tuba falopi, ia akan bertemu dengan sel telur yang sedang matang atau ovum dan terjadilah pembuahan sel telur atau yang dikenal dengan istilah konsepsi atau fertilitas. Sel telur yang telah berhasil dibuai sperma akan membelah diri dan bergerak kembali menuju ke dalam ringga rahim dan selanjutnya melekat pada mukosa  rahim dan melakukan proses menetap atau disebut dengan istilah nidasi/implemetasi.

Sel telur yang telah melekat tersebut selanjutnya akan terus tumbuh dan berkembang dan membentuk rambut-rambut halus yang berfungsi menyerap gizi ke dalam rahim sebagai sumber energi dalam menjamin pertumbuhannya. Pad ahari kelima, sel telur tadi keluar dari indung telur dan mulai membentuk syaraf. Selanjutnya, janin akan memnetuk otak dan sumsum dan dilanjutkan dengan terbentuknya jantung, otot sampai ke pembuluh darah. Sementara itu, dalam perut sang ibu akan terbentuk plasenta atau ari-ari yang berperan selayaknya selimut dan menutupi tubuh janin. Palsenta ini sendiri terbentuk di usia ke 3 minggu.

Dalam dunia medis, plasenta dikenal sebagai organ dengan bentuk cakram. Plasenta mengandung pembuluh darah ibu atau maternal dan juga embrio. Melalui plasenta tersebutlah, janin atau embrio mendapatkan nutrisi dari ibunya. Melalui organ ini pula terjadi pertukaran gas respirasi dan juga pembuangan limbah hasil metabolisme janin. Jadi, tidak berlebihan jika plasenta dianggap sebagai jembatan yang menyatukan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Proses terjadinya kehamilan selanjutnya adalah perkembangan janin menjadi bayi. Biasanya janin akan dideteksi pada usia 3 minggu. Soal tahapan dalam kehamilan dibagi ke dalam 3 tahapan yakni trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Dalam masing-masing trimester ini memiliki tahap perkembangannya sendiri-sendiri.