Hamil
dalam dunia kedokteran diartikan sebagai fertilisasi atau kondisi
dimana spermatozoa dan juga ovum mengalami perkawinan yang kemudian
berlanjut pada proses dimana terdapat nidasi dan juga implantasi.
Dalam uraian yang sederhana, kehamilan bisa didefenisikan sebagai momen
dimana sang ibu membawa embrio yang ada di dalam tubuhnya yang diawali
keluarnya sel telur yang telah matang melalui sel telur dan kemudian
bertemu dengan sperma. Selanjutnya, sel telur dan sperma menyatu dan
terbentuklan sel yang akan tumbuh dan berkembang dan memicu terjadinya
konsepsi juga fertilisasi hingga janin lahir. Dalam kondisi normal,
kehamilan akan membawa gejala yang memang masih ada dalam koridor
misalnya mual dan muntah, mudah lelah, ngidam dan masih banyak lagi
lainnya. Namun, dalam kondisi tertentu, gejala yang muncul berlebihan
dan mengindikasikan kondisi kehamilan yang tidak normal. Tanda bahaya
kehamilan ini bisa saja dialami oleh wanita yang mempunyai resiko tinggi dalam masa kehamilannya yang disebabkan oleh beberapa hal misalnya usia
terlalu muda atau tua, terdapat riwayat penyakit kronis dan masih
banyak lagi faktor pemicu lainnya.
Secara umum, kehamilan normal dijumpai 80% hingga 90%. Dan hanya 10% hingga 12 % jumlah kehamilan yang disertai dengan “tanda bahaya kehamilan” yang merupakan indikasi kehamilan beresiko tinggi yang berujung pada kehamilan patologis. Kehamilan ini tidaklah terjadi secara mendadak melainkan secara bertahap. Hal ini cenderung membahayakan sebab membuat kehamilan patologik susah dideteksi secara dini. Karena itu, calon ibu harus memahami benar gejala- gejala kehamilan yang ia alami. Jika terdapat tanda bahaya kehamilan seperti yang dimaksudkan, maka ia harus segera berkonsultasi ke dokter kandungan sebab penanganan dini merupakan pencegahan terbaik untuk menghindari gangguan yang jauh lebih serius.
Menurut
salah seorang ahli, sedikitnya ada 6 gejala tanda bahaya kehamilan yang
merupakan signal ada yang tidak beres dengan kehamilan sang ibu. Tanda
tersebut adalah sebagai berikut:
- Terdapat pendarahan di awal kehamilan. Pendarahan tersebut cenderung tidak normal yang ditandai dengan warna darah yang terlalu merah, dalam jumlah yang banyak dan disertai dengan nyeri yang sangat.
- Tanda bahaya kehamilan kedua adalah munculnya sakit kepala yang sangat hebat. Sakit tersebut merupakan signal yang menandakan ada hal serius dalam kehamilan. Sakit kepala dalam kehamilan patologik cenderung statis dan tak akan hilang meski sang calon ibu telah beristirahat cukup. Sakit kepala tersebut juga disertai dengan dengan penglihatan ibu yang menjadi kabur dan berbayang-bayang.
- Tanda ketiga adalah terdapat perubahan visual yang mendadak. Perubahan tersebut mencakup pandnagan yang tiba-tiba kabur bahkan bisa sampai rabun senja. Gejala ini merupakan indikasi kehamilan tersebut berpotensi mengancam jiawa sang ibu.
- Tanda selanjutnya adalah munculnya perubahan rasa nyeri yang sangat hebat pada bagian abdomen atau perut yang tidak hilang meskipun ibu telah beristirahat cukup. Sakit ini layaknya seperti appendicitis, kehamilan ektopik, persalinan preterm, aborsi, gastritis, nyeri akbita penyakit radang panggul, nyeri akibat penyakit kantong empedu, infeksi saluran kemih dan lain-lain
- Tanda kelima adalah munculnya bengkak terutama pada bagian wajat dan atau tangan. Bengkak merupakan indikasi serius terlebih jika terdapat pada area wajat dan tangan dan tidak hilang meski telah beristirahat. Biasanya gejala bengkak ini disertai dengan keluhan fisik lainnya.
- Tanda yang terakhir adalah bayi di dalam perut kurang bergerak seperti biasanya. Secara umum, gerakan bayi sudah bisa dirasakan pada usia kehamilan 5 sampai 6 bulan. Jika ibu tidak merasakan hal tersebut maka boleh jadi ia mengalami kehamilan patologik.
Jika
ibu merasakan tanda bahaya kehamilam tersebut di atas, diharapkan
segera menghubungi dokter dan memeriksakan diri agar mendapat perawatan
intensif atau yang biasa disebut dengan istilah Antenatal Care atau
pemeriksaan kehamilan dengan tujuan memeriksa keaddan calon ibu juga
janin yang dilakukan secara berkala dan dibarengi dengan upaya koreksi
terhadap gejala yang menyimpang dari koridor normal.