Inisiasi Menyusui Dini (IMD): Perlukah?

Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi Menyusui Dini atau yang biasa disingkat IMD bukan hanya sekedar konsep biasa. IMD juga memiliki konteks hukum sebab diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif tepatnya pada Pasal 9. Apa yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini tak lain adalah tindakan dimana tenaga medis meletakkan bayi di dada atau perut ibu sesaat setelah melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar sang bayi bisa mencari puting susu ibu dan memulai menyusu dengan inisiatifnya sendiri. IMD bukan hanya sekedar ritual, tetapi ada alasan medis yang melatarbelakanginya.

Mengapa Harus Dilakukan?

Tak jarang ibu yang tidak mengetahui “ritual” inisiasi menyusui dini atau IMD. Karena itu, merupakan sebuah kewajiba hukum bagi tenaga medis untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi dilahirkan. IMD menjadi penting dan digalakkan sebab berdasarkan penelitian klinis ditemukan fakta bahwa kegiatan ini bisa menyukseskan ASI Eksklusif  dan juga terbukti bisa menyelamatkan nyawa bayi yang baru lahir dengan usia tak lebih dari 28 hari dengan potensi sebesar 22%.

Banyak yang tidak memahami bahwa ternyata terdapat ikatan yang unik antara ibu dan bayi yang baru saja dilahirkannya terutama di menit-menit pertama sang bayi lahir. Sang ibu dan bayi sebaiknya melakukan kontak kulit sesaat setelah persalinan. Biasanya bayi akan diletakkan dalam keadaan telanjang di bagian perut ibu dan dengan sendirinya ia akan mencari puting susu dengan cara merangkak. Banyak pihak yang berpendapat bahwa tindakan inisiasi menyusui dini ini sangat berbahaya sebab bayi bisa saja kedinginan. Namun fakta medis berkata lain, kulit ibu memiliki kemampuan untuk mentransfer suhu dan menghangatkan bayi hanya dengan melakukan kontak kulit. Dalam dunia medis hal tersebut dikenal dengan istilah Thermal Syncrony.

Kontak antara kulit ibu dan sang bayi memiliki manfaat yang menakjubkan. Dengan kontak tersebut, ibu dan bayinya akan merasa lebih tenang dan secara psikologis ikatan yang lebih kuat akan terbentuk lebih dini. Bagi ibu, kontak kulit dengan bayi akan membantu pelepasan hormone bernama oksitosin yang berfungsi merangsang keluarnya ASI dari payudara. Sementara itu bagi bayi, dengan adanya kontak kulit akan menstabilkan sistem pernapasan juga aliran darah. Selain itu, saat bayi diletakkan di kulit ibu, maka ia akan menjilati kulit dan memungkinkan ia menelan bakteri yang baik yang terdapat di kulit ibu. Secara tidak langsung ia akan membentuk koloni bakteri baik di ususnya yang akan menyaingi bakteri jahat.

Tahapan Pre-Feeding Behaviour 


Sebelum bayi bisa menyusui, ia akan menjalani lima tahapan perilaku segera setelah ia diletakkan di dada atau perut ibunya. Adapun tahapan tersebut antara lain:
  1. 30 sampai 45 menit pertama. Pada tahap ini bayi cenderung diam dan siaga. Ia sedang mengamati dan sedang menyesuaikan diri dari rahim ke lingkungan luar. Berdasarkan penelitian, psikolog menemukan kecenderungan kepercayaan diri ayah dan ibu jauh lebih meningkat saat melihat sang bayi dalam proses inisiasi menyusui dini tahap pertama ini.
  2. 45 sampai 60 menit pertama. Kurun waktu ini sang bayi mulai menggerakkan mulut seperti hendak minum dan mencium. Terkadang juga si bayi mengeluarkan suara dan menjilati bagian tangannya.  Pada momen ini sang bayi akan mulai belajar membaui cairan ketuban di tangannya. Bau ketuban kurang lebih sama denga bau ASI. Hal ini yang akan membimbing dia menggerakkan badan menuju payudara ibu. Terkait hal ini, setelah lahir, dianjurkan untuk tidak langsung membersihkan air ketuban di kedua tangan sang bayi agar ia bisa mempelajari aromanya.
    Tahap ke-tiga, bayi sudah mulai mengeluarkan air liur. Hal ini terjadi karena ia sudah mulai menyadari keberadaan makanan di sekitarnya.
  3. Tahap ke-empat Inisiasi Menyusui Dini ditandai dengan pergerakan bayi secara perlahan mencari payudara ibu. Ia bergerak dengan cara menekan kakinya ke perut ibu. Ia juga akan mulai menjilati kulit ibunya, dan belajar menghentak kepala ke dada ibu sembari menoleh ke kanan dan kiri. Setelah dekat dengan wilayah payudara, ia akan menyentuh dan meremas areola atau puting payudara.
  4. Tahap ke-lima ditandai dengan berhasilnya bayi menemukan puting dan mulai menjilati dan membuka mulut lebar-lebar dan melekatkannya ke puting, mulai mengulum dan kemudian menyusui.
Keberhasilan inisiasi menyusui dini tidak hanya dipegang oleh ibu dan bayi tetapi juga oleh tenaga medis yang menangani persalinan. Rumah sakit wajib membekali tenaga medis dengan pengetahuan yang cukup soal IMD.